Aset Keuangan
“Obligasi”
Oleh:
Anis Sundari
NIM
120413403099, S1 Manajemen
Pendahuluan
Dalam
sebuah perusahaan, dana merupakan salah satu aset berwujud yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup perusahaan, tanpa adanya dana tujuan yang diharapkan perusahaan
tidak akan terwujud. Sumber modal dalam perusahaan dapat berasal dari modal
pasif dan modal aktif. Dengan adanya alternatif atau opportunity cost dalam
pencarian sumber modal tentunya bagi manajemen keuangan, maka penambahan dana
untuk perusahaan dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan menerbitkan
prolongasi, belearning, obligasi dan wesel bayar, jika dilihat dari tingkat
likuidaitas merupakan sumber modal berjangka waktu tertentu dan dari sisi
rentabilitas merupakan sumber modal yang dapat menghasilkan pendapatan tertentu
dan dari tingkat solvabilitas kepemilikan atas modal berasal dari modal asing
yang diperoleh dari hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Maka
dari itu berbagai alternatif perusahaan dalam mencari penambahan dana dilakukan
oleh manajemen keuangan, dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang lebih rendah,
mempertimbangkan tingkat bunga dan jangka tempo yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan. Obligasi merupakan salah satu alternatif pencarian dana yang dapat
dilakukan suatu perusahaan dan dapat menghasilkan pendapatan tertentu. Berikut
merupakan pemaparan pembahasan mengenai
aset keuangan yang bertema obligasi .
1.
Pengertian
Obligasi
Obligasi
(bond) adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam
sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga
secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Suatu obligasi adalah
instrumen dimana emitennya (pengutang/peminjam) berjanji untuk membayar kembali
jumlah yang dipinjam ditambah bunga kepada lender/investor selama
periode waktu tertentu. Jangka waktu tempo (term to maturity) dari suatu
obligasi adalah jumlah tahun yang telah dijanjikan oleh emiten untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya. Jatuh tempo (maturity) dari obligasi mengacu
pada tanggal berakhirnya eksistensi utang tersebut dan hari dimana emiten akan
menebus obligasi dengan membayar jumlah yang terutang. Obligasi juga disebut
sebagai fixed income atau instrumen dengan pendapatan tetap. Istilah
pendapatan tetap dapat diartikan bahwa pendapatan yang diperoleh pemilik
obligasi baik dalam bentuk kupon maupun pokok telah ditentukan waktu dan
nilainya serta tidak terpengaruh oleh perubahan harga surat utang tersebut.
Dalam perdagangan di Bursa Efek
Indonesia, transaksi perdagangan dilakukan remote acsess dari
masing-masing kantor anggota bursa (AB) dengan sistem perdagangan yang
digunakan adalah FITS (Fixed Income Trading System) yang terdiri dari 2
pasar perdagangan yaitu pasar reguler outright dan pasar negosiasi. Terkait
dengan valuasi obligasi, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan
yaitu harga pasar obligasi yang menjadi acuan investor untuk melakukan
transaksi jual maupun transaksi beli merupakan present value dari aliran
kas masa mendatang. Notasi atau votasi atau penyebutan harga pasar obligasi
adalah dalam bentuk prosentase, misalnya obligasi 95% dari nilai nominal (at
discount), oligasi 115% dari nilai nominal (at premium), obligasi
100% dari nilai nominal (at par).
2.
Jenis-jenis Obligasi
a) Dari
sisi tingkat suku bunga atau kupon yang ditawarkan
1)
Obligasi
bungan tetap (fixed rate), yaitu obligasi yang memberikan kupon dengan
persentase yang tetap.
2)
Obligasi
bunga mengambang (floating rate), yaitu obligasi yang besar kuponnya
tidak ditetapkan, melainkan berdasarkan ukuran tertentu.
3)
Obligasi
bunga tetap dan mengambang (combination rate bond), yaitu besarnya kupon
yang merupakan kombinasi antara bunga tetap dan bunga mengambang.
4)
Kupon
nol (zero coupon), yaitu jenis obligasi yang tidak memberikan kupon
secara periodik. Bunga dan pokok obligasi diberikan sekaligus ketika jatuh
tempo.
b)
Dari sisi pihak yang menerbitkan
obligasi
1)
Obligasi
korporasi (corporate bonds), yaitu obligasi yang diterbitkan perusahaan,
baik perusahaan publik seperti Telkom, Indosat maupun perusahaan nonpublik
seperti PLN.
2)
Obligasi
pemerintah (government bonds), yaitu obligasi atau surat utang yang
dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara. Di Indonesia jenis obligasi ini
terdiri atas Obligasi Rekap, Obligasi Penjaminan, dan SUN.
3)
Obligasi
Pemerintah Daerah (municipal bonds), yaitu obligasi yang diterbitkan
oleh pemerintah daerah.
c)
Jenis obligasi lain yang mulai
berkembang di Indonesia yaitu obligasi syariah, terdiri atas:
1)
Obligasi
syariah mudharabah, yaitu obligasi yang diterbitkan dengan mengacu pada sistem
bagi hasil.
2)
Obligasi
syariah ijarah, yaitu obligasi yang diterbitkan dengan mengacu pada sistem
pembayaran sewa.
d) Penerbitan
obligasi terkadang dilengkapi dengan opsi/pilihan tertentu baik opsi tersebut
berada pada sisi penerbit atau pemegang obligasi. Dari sisi ini, obligasi dapat
dibedakan menjadi:
1)
Convertible
bond (obligasi
konversi), yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
mengkonversikan atau menukar obligasi ke sejumlah saham pihak penerbit.
2)
Exchangeable
bond, yaitu
obligasi di mana penerbit menyertakan opsi call pada perjanjian obligasi. Opsi
tersebut memberikan hak kepada investor (bondholder) untuk menukar
obligasi menjadi sejumlah saham biasa (perusahaan lain).
3)
Collable
bond, adalah
obligasi yang memberikan hak kepada penerbit atau emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4)
Putable
bond, adalah
obligasi yang memberikan hak kepada investor (bondholder) yang
mengharuskan penerbit untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu (strike
price) sepanjang umum obligasi tersebut.
e)
Sebagai sebuah instrumen
investasi, obligasi memiliki sejumlah risiko potensial yang dapat ditanggung pemegang
obligasi. Salah satu faktor yang memberikan keamanan investor atas investasi
pada obligasi adalah jaminan (collateral) dari penerbit. Dilihat dari
sisi ini, obligasi dibedakan menjadi:
1)
Obligasi
yang dijamin (secure bond), yaitu obligasi yang dijamin dengan aset atau
kekayaan tertentu dari penerbitnya atau jaminan lain dari pihak ketiga.
Termasuk kelompok ini adalah guaranteed bonds, mortgage bonds,
collateral trust bonds.
2)
Obligasi
yang tidak dijamin (unsecured bonds), obligasi yang tidak dijamin dengan
aset atau kekayaan tertentu dari penerbitnya, tetapi dijamin dengan kekayaan
penerbit secara umum.
3.
Karakteristik
Obligasi
Sebagai instrumen utang (debt
securities), obligasi memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1)
Memiliki
masa jatuh tempo
Masa berlaku suatu obligasi sudah
ditentukan secara pasti pada saat obligasi tersebut diterbitkan, misalnya lima
tahun, tujuh tahun, dan seterusnya. Artinya, jika telah melampaui masa jatuh
tempo, maka obligasi tersebut otomatis tidak berlaku lagi.
2)
Nilai
pokok utang
Besarnya nilai obligasi yang
dikeluarkan sebuah perusahaan telah ditetapkan sejak awal obligasi tersebut
diterbitkan, misalnya PT. ABC menerbitkan obligasi sebesar Rp 100 miliar.
Umumnya, obligasi memiliki pecahan sebesar Rp 50 juta, berarti jumlah obligasi
yang diterbitkan adalah sebanyak 2000 obligasi. Pecahan obligasi dikenal dengan
istilah denominasi. Jika seseorang membeli sebanyak dua obligasi, maka uang
yang dikeluarkan adalah sebesar 2 obligasi x 50 juta atau setara dengan Rp 100
juta. Nilai pokok utang yang sebesar Rp 100 miliar tersebut wajib dikembalikan
perusahaan ketika obligasi tersebut jatuh tempo, misalnya lima tahun.
3)
Kupon
obligasi
Pendapatan utama pemegang
obligasi adalah berupa bunga yang dibayar perusahaan kepada pemegang obligasi
pada waktu-waktu yang telah ditentukan, misalnya dibayar setiap tiga bulan,
atau setiap enam bulan sekali. Pada obligasi, istilah bunga lazim disebut
kupon. Kupon merupakan daya tarik utama bagi para investor untuk membeli
obligasi karena kupon merupakan pendapatan pasti yang diterima pemegang
obligasi selama masa berlakunya obligasi tersebut. Di Indonesia, umumnya kupon
obligasi dibagikan setiap tiga bulan atau secara kuartalan. Kupon yang dibayar
perusahaan penerbit obligasi, dapat berupa:
I.
Kupon
dengan tingkat bunga tetap, misalnya sebesar 17% setiap tahun.
II.
Kupon
dengan tingkat bunga mengambang.
III.
Kupon
dengan tingkat bunga kombinasi atau gabungan antara tetap dan mengambang.
4.
Peringkat obligasi
Tingkat kemampuan membayar
kewajiban dikenal dengan istilah peringkat obligasi. Peringkat
obligasi dikeluarkan oleh lembaga yang secara khusus bertugas memberikan
peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan. Semua obligasi yang
diterbitkan wajib diberi peringkat sedemikian agar dengan adanya peringkat
tersebut maka investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar risiko
yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu.
5.
Dapat diperjualbelikan
Sebagai
surat berharga, obligasi dapat diperjualbelikan seperti halnya saham. Jika
suatu saat nilai obligasi meningkat, maka pemegang obligasi dapat menjual
obligasi tersebut melalui dealer atau pialang obligasi. Pialang obligasi
akan menerima fee atas transaksi obligasi tersebut.
6.
Keuntungan
Membeli Obligasi
Sebagai
sebuah instrumen investasi, obligasi menawarkan beberapa keuntungan menarik
antara lain:
a.
Memberikan pendapatan tetap berupa kupon
Hal ini merupakan ciri utama
obligasi, dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pendapatan berupa bunga
secara rutin selama waktu berlakunya obligasi. Bunga yang ditawarkan obligasi,
umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan deposito. Sebagai tambahan,
pembayaran bunga obligasi harus didahulukan sebelum perusahaan membayar dividen
kepada pemegang saham. Disamping itu, dalam posisi perusahaan penerbit
mengalami likuidasi atau bubar, maka pemegang obligasi memiliki hak yang lebih
tinggi atas kekayaan perusahaan dibanding dengan pemegang saham.
Selain
itu terdapat keuntungan lain dari kepemilikan obligasi yang berupa YIELD yang
terdiri dari Coupon Yield, Current Yield, Yield to Maturity (YTM).
b.
Keuntungan atas penjualan obligasi
Disamping penghasilan kupon, pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi yang dimilikinya. Jika ia menjual lebih tinggi dibanding dengan harga belinya, maka tentu saja pemegang obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut dengan capital gain. Jual beli obligasi dapat dilakukan di pasar sekunder melalui para dealer atau pialang obligasi.
Disamping penghasilan kupon, pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi yang dimilikinya. Jika ia menjual lebih tinggi dibanding dengan harga belinya, maka tentu saja pemegang obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut dengan capital gain. Jual beli obligasi dapat dilakukan di pasar sekunder melalui para dealer atau pialang obligasi.
7.
Kerugian
Membeli Obligasi
Meskipun termasuk surat berharga
dengan tingkat risiko yang relatif rendah, tetapi obligasi tetap mengandung
beberapa risiko, antara lain:
a.
Risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi atau tidak mampu
mengembalikan pokok obligasi. Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban dikenal dengan istilah default. Walupun jarang terjadi, dapat
saja suatu ketika penerbit obligasi tidak mampu membayar baik bunga maupun
pokok obligasi. Jika penerbit obligasi tidak mampu membayar bunga, maka
biasanya pembayaran bunga ditangguhkan atau diundur sesuai kesepakatan dengan
para pemegang obligasi.
b.
Risiko tingkat suku bunga
Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan pergerakan tingkat suku bunga. Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga; artinya, jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun, dan sebaliknya. Perdagangan obligasi sangat dipengaruhi tingkat suku bunga. Jika tingkat suku bunga mengalami kenaikan, maka nilai obligasi menjadi turun, yang berarti obligasi akan dijual dengan diskon atau dijual lebih murah.
Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan pergerakan tingkat suku bunga. Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga; artinya, jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun, dan sebaliknya. Perdagangan obligasi sangat dipengaruhi tingkat suku bunga. Jika tingkat suku bunga mengalami kenaikan, maka nilai obligasi menjadi turun, yang berarti obligasi akan dijual dengan diskon atau dijual lebih murah.
c.
Liquidity Risk dan Exchange Rate Risk
Liquidity
risk merupakan
risiko saat obligasi tidak likuid atau cepat diuangkan, dalam artian saat
investor jual akan menjual obligasi namun sulit menemukan investor beli,
begitupun sebaliknya. Dan risiko nilai tukar mata uang berkaitan jika investor
akan melakukan transaksi jual beli obligasi dengan denominasi mata uang asing.
Referensi
http://bisnisbermoral.blogspot.com/2008/03/pengertian-obligasi.html.
Diakses 18 September 2014
http://doweanali.blogspot.com/2012/12/pengertian-obligasi.html.
Diakses 18 September 2014
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/obligasi-pengertian-karakteristik-dan.html.
Diakses 17 September 2014