Sabtu, 04 Oktober 2014

uang, tingkat bunga dan sistem keuangan



UANG, TINGKAT BUNGA, DAN SISTEM KEUANGAN
Oleh:
Anis Sundari
Offering kk, S1 Manajemen


Dalam kehidupan bisnis, semua kegiatan yang berhubungan dengan penghasilan laba tidak akan terlepas dengan uang(money). Dengan munculnya uang, suatu transaksi, komunikasi, atau hubungan akan terjalin baik antara individu, kelompok maupun organisasi  sehingga dapat berdampak positif atau negatif, di lain hal dapat mengakibatkan suatu  keuntungan, kerugian,atau pembentuk suatu konflik/masalah. Kebutuhan financial merupakan suatu kewajiban bagi suatu perusahaan yang harus dipenuhi, maka dari itu  usaha perusahaan dalam pencarian dana entah itu berasal dari penerbitan instrumen maupun pinjaman merupakan salah satu keharusan  yang harus dilakukan oleh setip perusahaan.  Pentingnya manajemen keuangan dalam suatu perusahaan terletak pada pengelolaan financial , pengalokasian dan serta investasi secara efektif dan efisien, agar dalam jangka waktu tertentu pengeluaran suatu perusahaan dapat terkendali sehingga timbal balik dari pengalokasian dana ke aktiva lancar lebih produktif dan bisa menutup semua kewajiban di sisi pasiva perusahaan. Uang yang beredar melebihi permintaan masyarakat akan mengakibatkan tingkat suku bunga menurun dan inflasi pun akan terjadi. Tingkat bunga merupakan kesesuaian antara permintaan uang dengan penawaran uang oleh masyarakat .sehingga jika terjadi inflasi maka barang dan jasa harganya akan naik, dan permintaan akan investasi dan simpanan di di lembaga keuangan/bank juga menurun. Disinilah peran pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakannya dengan menggerakkan otoritas moneter dan otoritas fiskal. Maka dari itu tingkat beredaran uang dan tingkat bunga perlu kita bahas dan pelajari agar perubahan-perubahan yang berasal dari internal atau eksternal di masa yang akan datang yang akan terjadi terhadap kondisi keuangan dapat diatasi dan terkendali bagi dampak ekonomi, moneter, politik dan sosial.  



1. Pengertian Uang
a) Uang adalah suatu benda yang dapat ditukarkan dengan benda lain, dapat digunakan untuk menilai benda lain, dan dapat kita simpan (Pranowo & Wulandari, 2009:6).
b) Uang adalah alat tukar (Ac Pigou)
c) Uang adalah sesuatu yang bisa diterima dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran cagi pembelian barang dan jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang (Thomas).
Dengan kata lain, uang adalah suatu benda yang pada dasarnya dapat berfungsi sebagai :
a) Alat Tukar (medium of exchange), apabila tidak ada uang maka transaksi hanya dilakukan dengan cara tukar-menukar antara barang yang satu dengan barang yang lain (barter).
b) Alat Penyimpanan nilai (store of value), sesuai dengan sifatnya manusia adalah makhluk yang demar mengumpulkan dan menyimpan kekayaan dalam bentuk barang-barang yang berharga untuk dipergunakan di masa mendatang.
c) Satuan Hitung (unit of account), dengan adanya uang tukar menukar dan penilaian terhadap suatu barang akan lebih mudah dilakukan.
d) Ukuran Pembayaran yang Tertunda (standard for deferred payment), fungsi uang ini terkait dengan transaksi meminjam. Uang merupakan salah satu cara untuk menghitung jumlah pembayaran pinjaman tersebut. Lebih masuk akal untuk meminjam uang sebesar satu juta rupiah selama lima tahun daripada meminjamkan satu ekor kambing dalam waktu yang sama mengingat keadaan kambing dalam lima tahun mendatang akan berbeda dengan keadaan kambing semula.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai uang haruslah memenuhi persyaratan seperti berikut ini :
a) Legality, ada jaminan dari pemerintah negara tertentu sehingga mendapat kepercayaan masyarakat
b) Acceptability, diterima maupun disukai secara umum sebagai alat tukar
c) Stability of value, nilai yang stabil dan memiliki fluktuasi yang sekecil mungkin
d) Flexibility, mudah disimpan sehingga uang memiliki fleksibilitas
e) Durability, tidak mudah rusak dan tahan lama
f) Divisibility, mudah dibagi dalam satuan unit tertentu dengan berbagai nominal yang ada guna kelancaran dalam melakukan transaksi
g) Uniformity, memiliki keseragaman di seluruh penjuru negara tempat uang tersebut berlaku
h) Scarcity
i) Suplai harus elastis dan mudah dibawa

2. Filosofi Uang
a) Reality Vs Problem
Berbicara mengenai uang tidak akan terlepas dari realita bahwa masyarakat memerlukan uang hampir di setiap sisi kehidupannya. Adanya interaksi untuk akses mendapatkan uang tersebutlah yang akan memunculkan berbagai macam problem. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang menyatarakan atau yang menyeimbangkan yaitu regulasi.
b) Good vs Evil
Selain sebagai suatu benda yang sangat dibutuhkan sehingga banyak yang “mengelu-elukannya”, uang juga dapat bertindak sebagai “evil” apabila pemegangnya tidak menggunakan uang tersebut untuk tujuan yang benar.
c) Stability vs instability
Uang dapat sebagai sumber stabilitas dimana hal ini akan terjadi disaat jumlah uang dan kebutuhan masyarakat akan uang adalah sama. Dilain pihak uang juga akan bertindak sebagai sumber instability yang diakibatkan oleh perilaku dari masyarakat (panik, tidak rasional) saat menghadapi situasi yang terjadi dalam perekonomian.
d) Creating vs Destroying
Creating vs destroying dapat dijabarkan dalam konteks “value”. Uang akan bertindak sebagai creating value saat masyarakat atau pemegang uang membelanjakan uang tersebut untuk sesuatu yang produktif. Saat masyarakat atau pemegang uang tidak dapat memegang perannya sebagai pengendali uang namun sebaliknya yakni uang yang mengendalikan mereka, disaat seperti itulah uang akan bertindak sebagai destroying.
e) Partners vs Rival
Dengan uang akan memunculkan peluang beberapa pihak melakukan kerjasama dalam bidang yang menguntungkan, namun uang akan menjadikan beberapa pihak sebagai rival saat orientasi mereka adalah individualistic dan egoisme yang identik dengan sistem perekonomian materialistik atau kapitalisme.
f) Dependent vs Influence
g) Object of cognition (objek pengakuan)
h) Value vs Thing
i) Measure of all thing
Uang merupakan alat untuk mengukur sesuatu. Dewasa ini segala sesuatu telah diukur atau divaluasikan dalam bentuk uang.
j) Limit vs limitless

3. Nilai Uang
Nilai uang dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu :
a) Nilai Intrinsik, merupakan nilai benda yang digunakan untuk membuat mata uang, baik uang yang terbuat dari logam maupun dari kertas.
b) Nilai nominal, merupakan nilai yang tertulis pada mata uang. Nilai yang tertulis pada mata uang erat hubungannya dengan fungsi uang sebagai alat satuan hitung.
c) Nilai Riil, merupakan nilai uang yang dapat diukur dengan daya beli dari uang tersebut. Jadi, nilai riil ditentukan oleh jumlah barang yang dapat diterima dalam pertukaran.
d) Nilai tukar uang terhadap mata uang asing, atau biasa disebut kurs atau kurs valuta asing.

4. Jenis-Jenis Uang
a) Berdasarkan materi kebendaannya, terdiri dari uang kartal (uang kertas dan uang logam) serta uang giral (cek, bilyet giro, sertifikat deposito)
b) Berdasarkan nilainya, full bodied money (nilai intrinsik = nilai nominal) dan token money (nilai intrinsik < nilai nominal)

5. Teori Jumlah Uang yang Beredar
Jumlah uang yang beredar dalam bahasa ekonomi sering disebut sebagai penawaran uang. Faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredarpun beragam mulai dari tingkat bunga, harga barang, pendapatan masyarakat, bahkan selera masyarakat. Dalam hal penawaran uang atau jumlah uang yang beredar terdapat lembaga-lembaga penting yang berkaitan dengan hal ini yaitu Bank Sentral, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank serta masyarakat yang bisa menjadi pihak pemasok uang maupun pihak yang meminta uang.
Idealnya permintaan uang oleh masyarakat adalah sesuai dengan volume transaksi ekonomi. Namun adakalanya perilaku masyarakat yang tidak dapat diantisipasi membuat permintaan uang lebih besar daripada penawarannya, hal ini akan menyebabkan suku bunga bank akan melonjak turun. Namun sebaliknya apabila jumlah penawaran uang melebihi permintaan uang, maka bunga akan merangkak naik untuk menstimulus sikap masyarakat agar mau menyimpan uangnya di bank. Menurut Keynes, ada 3 motif masyarakat dalam permintaan uang, yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga untuk transaksi yang tak terduga dan motif spekulasi.
Dalam konteks penawaran uang, terdapat konsep money multiplier (angka pengganda uang) merupakan proses pasar yaitu penyesuaian antara permintaan dan penawaran uang “Money Multiplier is the number of deposit (loan) dollars that the banking system can create from $1 of excess reserves; equal to 1 required reserve ratio”.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa angka pengganda uang atau money multiplier ada hubungannya dengan cadangan dollar,sistem perbankan dengan kurs dollar “Money Multiplier is ratio of the changes in the quantity of money to the changes in the monetary base”. Monetary base (uang primer) adalah jumlah uang kartal ditambah cadangan bank. Jika monetary base naik, maka uang kartal dan cadangan bank juga naik. Sedangkan jika cadangan bank naik maka dapat menciptakan pinjaman dan tambahan uang yang beredar. Money Multiplier adalah proses penciptaan uang secara sederhana oleh bank umum.
6. Mekanisme Penciptaan Uang
Berdasarkan pengelompokan peran, secara umum tiga pelaku utama yang dikenal yaitu :
1) Otoritas moneter (berfungsi untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang)
2) Bank umum
3) Masyarakat / sektor swasta domestik
Pada dasarnya, ketiga pelaku tersebut berinteraksi sedemikian rupa sehingga penyediaan (penawaran) uang oleh otoritas moneter dan bank sesuai dengan kebutuhan (Permintaan) masyarakat akan unag tersebut. Secara sederhana dapat diuraikan : otoritas moneter menciptakan uang kartal, sementara bank umum menciptakan uang giral dan uang kuasi.
Penciptaan uang giral dan uang kuasi tersebut secara umum dapat melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut :
a) Subtitusi, melalui proses substitusi ini seseorang dapat menyetorkan uang kartal ke bank umum untuk dimasukkan ke dalam simpanan giro, simpanan tabungan, atau sebagai deposito.
b) Transformasi, melalui proses ini bank umum dapat membeli surat-surat berharga dan kemudian membukukan surat-surat berharga yang dibeli ke dalam simpanan giro atas nama yang bersangkutan atau membukukan ke dalam simpanan tabungan atau deposito.
c) Pemberian kredit, melalui proses ini bank-bank umum dapat memberikan kredit kepada nasabahnya dan
membukukan kredit tersebut ke rekening giro atas nama debitur yang menerima kredit tersebut.
Dalam proses substitusi dan transformasi terdapat kemungkinan terjadinya pemindah bentukan dari uang giral ke uang kuasi melalui pemindah bukuan. Sedangkan masyarakat akan menggunakan uang yang diciptakan oleh otoritas moneter dan bank umum tersebut untuk melaksanakan kegiatan ekonomi.

7. Peranan Uang dalam Perekonomian
a) Uang dan kegiatan ekonomi
Peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dan kegiatan ekonomi dapat dianggap suatu hal yang bersifat alami, karena semua kegiatan perekonomian modern (misalnya produksi, investasi, dan konsumsi) selalu melibatkan uang. Bahkan dalam perkembangannya uang tidak hanya sebagai alat untuk mempermudah transaksi perdagangan di pasar barang namun uang itu sendiri juga menjadi suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di pasar uang.
b) Uang dan suku bunga
Sesuai dengan hukum permintaan pasar, apabila jumlah uang yang disediakan melebihi jumlah uang yang diminta maka akan terjadi kelebihan penyediaan uang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan harga uang atau suku bunga, dan sebaliknya. Perlu dipahami bahwa suku bunga yang dimaksud adalah suku bunga keseimbangan pasar, yaitu suku bunga yang mencerminkan kesesuaian antar suku bunga simpanan (sisi penawaran uang) dan suku bunga pinjaman (sisi permintaan uang).
c) Uang dan kegiatan ekonomi sektor riil
Pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi di sektor riil pada dasarnya dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Pengaruh tidak langsung uang dapat dijelaskan melalui pengaruhnya terhadap perkembangan suku bunga. Dalam hal ini, apabila terjadi penambahan jumlah uang beredar maka suku bunga akan cenderung turun. Penurunan suku bunga tersebut akan menurunkan biaya pendanaan kegiatan investasi, yang selanjutnya mendorong kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi pada umumnya.
d) Uang dan harga
Keterkaitan uang dengan suku bunga dan sektor riil pada dasarnya menunjukkan peranan uang dalam mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi secara keseluruhan, yang tercermin pada perkembangan permintaan agregat masyarakat akan semua barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Kegiatan produksi untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut tentunya harus didukung oleh kapasitas ekonomi, yaitu suatu kondisi yang mencerminkan ketersediaan sumber daya yang mencukupi, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan teknologi. Dengan demikian, mengingat perubahan jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perkembangan permintaan agregat, dapat disimpulkan bahwa perubahan jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perkembangan harga.

8. Teori Tingkat Bunga
a) Teori Klasik
Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin tinggi pula tingkat tabungan masyarakat. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin kecil investasi yang dilakukan. Adanya kesamaan antara tabungan dan investasi adalah akibat bekerjanya mekanisme tingkat bunga. Tingkat bunga akan berfluktuasi sehingga keinginan (desire) mengadakan investasi oleh perusahaan sama dengan keinginan (desire) menabung masyarakat. Suku bunga adalah harga yang dibayar “peminjam” (debitur) kepada “pihak yang meminjamkan” “kreditur” untuk pemakaian sumber daya selama interval waktu tertentu (Fabozzi, dkk., 1999: 204). Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsipal dan harga yang dibayar biasanya diekspresikan sebagai presentase dari prinsipal per unit waktu (umumnya, setahun).
b) Teori Kuantitas Irving Fisher
Irving Fisher telah menganalisis penentuan tingkat suku bunga dalam ekonomi dengan mengkaji mengapa orang-orang menabung (mengapa mereka tidak mengkonsumsi semua sumber daya mereka) dan mengapa orang lain yang meminjam. Di sini dibahas teori Fisher dalam konteks sebuah perekonomian yang sangat sederhana. Perekonomian tersebut hanya terdiri dari para individu yang melakukan konsumsi dan menabung penghasilan berjalan mereka, perusahaan-perusahaan yang meminjam penghasilan yang tidak dikonsumsi dan berinvestasi. Suatu pasar tempat dimana para penabung memberi pinjaman sumber daya kepada para peminjam, dan proyek-proyek tempat perusahaan berinvestasi. Suku bunga atas pinjaman tersebut tidak mengandung premi bagi risiko kegagalan (default risk) karena perusahaan-perusahaan peminjam diasumsikan akan mampu memenuhi semua kewajibannya.
c) Teori Keynes
Menurut Keynes tidak hanya investasi yang sangat penting dalam menentukan pendapatan nasional, tapi terdapat kemungkinan bahwa tabungan lebih besar daripada investasi. Keynes menyatakan bahwa tingkat bunga bukan media untuk menyamakan keduanya. Tugas utama bank sentral adalah menciptakan kestabilan harga melalui kebijakan tingkat bunga yang selayaknya.

d) Lonable Fund Theory
Teori Fisher adalah teori yang bersifat umum dan jelas mengabaikan masalah-masalah praktis tertentu, seperti kekuasaan pemerintah (bersama-sama dengan lembaga-lembaga depositori) untuk menciptakan uang dan permintaanpemerintah terhadap dana pinjaman, yang biasanya kebal terhadap tingkat suku bunga. Lunable Fund theory menyatakan bahwa tingkat suku bunga umum ditentukan oleh interaksi kompleks dari dua faktor. Yang pertama adalah total permintaan dana oleh perusahaan-perusahaan, pemerintah, dan rumah tangga (atau individu-individu), untuk melakukan berbagai macam aktivitas ekonomi dengan dana tersebut. Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat bunga adalah total penawaran dana dari perusahaan-perusahaan, pemerintah, dan individu-individu. Penawaran berhubungan positif dengan suku bunga, jika semua faktor ekonomi yang lain konstan. Jika suku bunga meningkat, perusahaan-perusahaan dan individu-individu akan menabung dan meminjamkan lebih banyak dan bank-bank terdorong untuk memberikan pinjaman lebih banyak (peningkatan suku bunga mungkin tidak begitu mempengaruhi penawaran dana dari pemerintah).

e) Liquidity Preference Theory
Teori ini dikembangkan oleh John Maynard Keynes, menganalisa suku bunga ekuilibrium melalui interaksi penawaran uang dengan permintaan agregat publik untuk memegang uang. Keynes mengasumsikan bahwa sebagaibesar individu memegang kekayaan hanya dalam dua bentuk yaitu uang dan obligasi. Menurut Keynes, uang ekuivalen dengan valuta dan rekening giro yang tidak membayar bunga (atau membayar bunga sangat rendah) tetapi sangat likuid dan bisa digunakan bagi transaksi. Suku bunga ekuilibrium dapat berubah jika terjadi perubahan dalam variabel apa pun yang mempengaruhi kurva permintaan atau penawaran.
Bagan aliran tabungan dan penyaluran kredit


Referensi

http://ardra.biz/ekonomi/analisis-fundamental-ekonomi/pengaruh-tingkat-bunga-terhadap-kurs/. Diakses pada 24 September 2014.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/tingkat-suku-bunga-interest-rate.html. Diakses pada 24 September  2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Uang . Diakses pada 25 September 2014.
http://yakucisa.blogspot.com/2012/02/tingkat-bunga-dan-sistem-keuangan.html. Diakses pada 24 September  2014.
Pranowo, B., Wulandari, D. 2009. Ekonomi Moneter. Malang: Cakrawala Indonesia
Sjahrial, Dermawan. 2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta:Mitra Wacana Media
tingkat_bunga.pdf/materi pak subagyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar