UANG, TINGKAT
BUNGA, DAN SISTEM KEUANGAN
Oleh:
Anis
Sundari
Offering
kk, S1 Manajemen
Dalam kehidupan bisnis, semua kegiatan yang
berhubungan dengan penghasilan laba tidak akan terlepas dengan uang(money). Dengan munculnya uang, suatu
transaksi, komunikasi, atau hubungan akan terjalin baik antara individu, kelompok
maupun organisasi sehingga dapat berdampak
positif atau negatif, di lain hal dapat mengakibatkan suatu keuntungan, kerugian,atau pembentuk suatu
konflik/masalah. Kebutuhan financial
merupakan suatu kewajiban bagi suatu perusahaan yang harus dipenuhi, maka dari
itu usaha perusahaan dalam pencarian
dana entah itu berasal dari penerbitan instrumen maupun pinjaman merupakan
salah satu keharusan yang harus
dilakukan oleh setip perusahaan. Pentingnya
manajemen keuangan dalam suatu perusahaan terletak pada pengelolaan financial , pengalokasian dan serta
investasi secara efektif dan efisien, agar dalam jangka waktu tertentu
pengeluaran suatu perusahaan dapat terkendali sehingga timbal balik dari
pengalokasian dana ke aktiva lancar lebih produktif dan bisa menutup semua
kewajiban di sisi pasiva perusahaan. Uang yang beredar melebihi permintaan
masyarakat akan mengakibatkan tingkat suku bunga menurun dan inflasi pun akan
terjadi. Tingkat bunga merupakan kesesuaian antara permintaan uang dengan
penawaran uang oleh masyarakat .sehingga jika terjadi inflasi maka barang dan
jasa harganya akan naik, dan permintaan akan investasi dan simpanan di di
lembaga keuangan/bank juga menurun. Disinilah peran pemerintah dalam
mengeluarkan kebijakan-kebijakannya dengan menggerakkan otoritas moneter dan
otoritas fiskal. Maka dari itu tingkat beredaran uang dan tingkat bunga perlu
kita bahas dan pelajari agar perubahan-perubahan yang berasal dari internal
atau eksternal di masa yang akan datang yang akan terjadi terhadap kondisi
keuangan dapat diatasi dan terkendali bagi dampak ekonomi, moneter, politik dan
sosial.
1.
Pengertian Uang
a) Uang adalah suatu benda yang
dapat ditukarkan dengan benda lain, dapat digunakan untuk menilai benda lain,
dan dapat kita simpan (Pranowo & Wulandari, 2009:6).
b) Uang adalah alat tukar (Ac
Pigou)
c)
Uang adalah sesuatu yang bisa diterima dan secara umum diterima sebagai alat
pembayaran cagi pembelian barang dan jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran hutang (Thomas).
Dengan kata lain, uang adalah
suatu benda yang pada dasarnya dapat berfungsi sebagai :
a) Alat Tukar (medium of exchange),
apabila tidak ada uang maka transaksi hanya dilakukan dengan cara tukar-menukar
antara barang yang satu dengan barang yang lain (barter).
b) Alat Penyimpanan nilai (store
of value), sesuai dengan sifatnya manusia adalah makhluk yang demar mengumpulkan
dan menyimpan kekayaan dalam bentuk barang-barang yang berharga untuk
dipergunakan di masa mendatang.
c) Satuan Hitung (unit of
account), dengan adanya uang tukar menukar dan penilaian terhadap suatu
barang akan lebih mudah dilakukan.
d)
Ukuran Pembayaran yang Tertunda (standard for deferred payment), fungsi
uang ini terkait dengan transaksi meminjam. Uang merupakan salah satu cara
untuk menghitung jumlah pembayaran pinjaman tersebut. Lebih masuk akal untuk
meminjam uang sebesar satu juta rupiah selama lima tahun daripada meminjamkan
satu ekor kambing dalam waktu yang sama mengingat keadaan kambing dalam lima
tahun mendatang akan berbeda dengan keadaan kambing semula.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai
uang haruslah memenuhi persyaratan seperti berikut ini :
a) Legality, ada jaminan
dari pemerintah negara tertentu sehingga mendapat kepercayaan masyarakat
b)
Acceptability, diterima maupun disukai secara umum sebagai alat tukar
c) Stability of value,
nilai yang stabil dan memiliki fluktuasi yang sekecil mungkin
d) Flexibility, mudah
disimpan sehingga uang memiliki fleksibilitas
e) Durability, tidak mudah
rusak dan tahan lama
f) Divisibility, mudah
dibagi dalam satuan unit tertentu dengan berbagai nominal yang ada guna
kelancaran dalam melakukan transaksi
g) Uniformity, memiliki
keseragaman di seluruh penjuru negara tempat uang tersebut berlaku
h) Scarcity
i)
Suplai harus elastis dan mudah dibawa
2.
Filosofi Uang
a)
Reality Vs Problem
Berbicara mengenai uang tidak
akan terlepas dari realita bahwa masyarakat memerlukan uang hampir di setiap
sisi kehidupannya. Adanya interaksi untuk akses mendapatkan uang tersebutlah
yang akan memunculkan berbagai macam problem. Oleh karena itu diperlukan adanya
sesuatu yang menyatarakan atau yang menyeimbangkan yaitu regulasi.
b)
Good vs Evil
Selain sebagai suatu benda yang
sangat dibutuhkan sehingga banyak yang “mengelu-elukannya”, uang juga dapat
bertindak sebagai “evil” apabila pemegangnya tidak menggunakan uang tersebut
untuk tujuan yang benar.
c)
Stability vs instability
Uang dapat sebagai sumber
stabilitas dimana hal ini akan terjadi disaat jumlah uang dan kebutuhan
masyarakat akan uang adalah sama. Dilain pihak uang juga akan bertindak sebagai
sumber instability yang diakibatkan oleh perilaku dari masyarakat
(panik, tidak rasional) saat menghadapi situasi yang terjadi dalam
perekonomian.
d)
Creating vs Destroying
Creating vs destroying dapat dijabarkan
dalam konteks “value”. Uang akan bertindak sebagai creating value saat
masyarakat atau pemegang uang membelanjakan uang tersebut untuk sesuatu yang
produktif. Saat masyarakat atau pemegang uang tidak dapat memegang perannya
sebagai pengendali uang namun sebaliknya yakni uang yang mengendalikan mereka,
disaat seperti itulah uang akan bertindak sebagai destroying.
e)
Partners vs Rival
Dengan uang akan memunculkan
peluang beberapa pihak melakukan kerjasama dalam bidang yang menguntungkan,
namun uang akan menjadikan beberapa pihak sebagai rival saat orientasi mereka
adalah individualistic dan egoisme yang identik dengan sistem perekonomian
materialistik atau kapitalisme.
f) Dependent vs Influence
g) Object of cognition (objek
pengakuan)
h) Value vs Thing
i)
Measure of all thing
Uang merupakan alat untuk
mengukur sesuatu. Dewasa ini segala sesuatu telah diukur atau divaluasikan
dalam bentuk uang.
j)
Limit vs limitless
3.
Nilai
Uang
Nilai uang dapat dilihat dari
berbagai segi, yaitu :
a)
Nilai Intrinsik, merupakan nilai benda yang digunakan untuk membuat mata uang,
baik uang yang terbuat dari logam maupun dari kertas.
b) Nilai nominal, merupakan nilai
yang tertulis pada mata uang. Nilai yang tertulis pada mata uang erat
hubungannya dengan fungsi uang sebagai alat satuan hitung.
c) Nilai Riil, merupakan nilai
uang yang dapat diukur dengan daya beli dari uang tersebut. Jadi, nilai riil
ditentukan oleh jumlah barang yang dapat diterima dalam pertukaran.
d)
Nilai tukar uang terhadap mata uang asing, atau biasa disebut kurs atau kurs
valuta asing.
4. Jenis-Jenis
Uang
a) Berdasarkan materi
kebendaannya, terdiri dari uang kartal (uang kertas dan uang logam) serta uang
giral (cek, bilyet giro, sertifikat deposito)
b)
Berdasarkan nilainya, full bodied money (nilai intrinsik = nilai
nominal) dan token money (nilai intrinsik < nilai nominal)
5. Teori Jumlah Uang
yang Beredar
Jumlah uang yang beredar dalam
bahasa ekonomi sering disebut sebagai penawaran uang. Faktor yang mempengaruhi
jumlah uang yang beredarpun beragam mulai dari tingkat bunga, harga barang,
pendapatan masyarakat, bahkan selera masyarakat. Dalam hal penawaran uang atau
jumlah uang yang beredar terdapat lembaga-lembaga penting yang berkaitan dengan
hal ini yaitu Bank Sentral, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank serta
masyarakat yang bisa menjadi pihak pemasok uang maupun pihak yang meminta uang.
Idealnya
permintaan uang oleh masyarakat adalah sesuai dengan volume transaksi ekonomi.
Namun adakalanya perilaku masyarakat yang tidak dapat diantisipasi membuat
permintaan uang lebih besar daripada penawarannya, hal ini akan menyebabkan
suku bunga bank akan melonjak turun. Namun sebaliknya apabila jumlah penawaran
uang melebihi permintaan uang, maka bunga akan merangkak naik untuk menstimulus
sikap masyarakat agar mau menyimpan uangnya di bank. Menurut Keynes, ada 3
motif masyarakat dalam permintaan uang, yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga
untuk transaksi yang tak terduga dan motif spekulasi.
Dalam konteks penawaran uang,
terdapat konsep money multiplier (angka pengganda uang) merupakan proses
pasar yaitu penyesuaian antara permintaan dan penawaran uang “Money
Multiplier is the number of deposit (loan) dollars that the banking system can
create from $1 of excess reserves; equal to 1 required reserve ratio”.
Dari pengertian diatas dapat
dijelaskan bahwa angka pengganda uang atau money multiplier ada
hubungannya dengan cadangan dollar,sistem perbankan dengan kurs dollar “Money
Multiplier is ratio of the changes in the quantity of money to the changes in
the monetary base”. Monetary base (uang primer) adalah jumlah uang
kartal ditambah cadangan bank. Jika monetary base naik, maka uang kartal
dan cadangan bank juga naik. Sedangkan jika cadangan bank naik maka dapat
menciptakan pinjaman dan tambahan uang yang beredar. Money Multiplier adalah
proses penciptaan uang secara sederhana oleh bank umum.
6.
Mekanisme Penciptaan Uang
Berdasarkan pengelompokan peran,
secara umum tiga pelaku utama yang dikenal yaitu :
1) Otoritas moneter (berfungsi
untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang)
2) Bank umum
3)
Masyarakat / sektor swasta domestik
Pada dasarnya, ketiga pelaku
tersebut berinteraksi sedemikian rupa sehingga penyediaan (penawaran) uang oleh
otoritas moneter dan bank sesuai dengan kebutuhan (Permintaan) masyarakat akan
unag tersebut. Secara sederhana dapat diuraikan : otoritas moneter menciptakan
uang kartal, sementara bank umum menciptakan uang giral dan uang kuasi.
Penciptaan uang giral dan uang
kuasi tersebut secara umum dapat melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut :
a) Subtitusi, melalui proses substitusi ini seseorang dapat
menyetorkan uang kartal ke bank umum untuk dimasukkan ke dalam simpanan giro,
simpanan tabungan, atau sebagai deposito.
b) Transformasi, melalui proses ini bank umum dapat membeli
surat-surat berharga dan kemudian membukukan surat-surat berharga yang dibeli
ke dalam simpanan giro atas nama yang bersangkutan atau membukukan ke dalam
simpanan tabungan atau deposito.
c) Pemberian kredit, melalui proses ini
bank-bank umum dapat memberikan kredit kepada nasabahnya dan
membukukan
kredit tersebut ke rekening giro atas nama debitur yang menerima kredit
tersebut.
Dalam proses substitusi dan
transformasi terdapat kemungkinan terjadinya pemindah bentukan dari uang giral
ke uang kuasi melalui pemindah bukuan. Sedangkan masyarakat akan menggunakan
uang yang diciptakan oleh otoritas moneter dan bank umum tersebut untuk
melaksanakan kegiatan ekonomi.
7. Peranan
Uang dalam Perekonomian
a)
Uang dan kegiatan ekonomi
Peranan dan keterkaitan yang erat
antara uang dan kegiatan ekonomi dapat dianggap suatu hal yang bersifat alami,
karena semua kegiatan perekonomian modern (misalnya produksi, investasi, dan
konsumsi) selalu melibatkan uang. Bahkan dalam perkembangannya uang tidak hanya
sebagai alat untuk mempermudah transaksi perdagangan di pasar barang namun uang
itu sendiri juga menjadi suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di pasar
uang.
b)
Uang dan suku bunga
Sesuai dengan hukum permintaan
pasar, apabila jumlah uang yang disediakan melebihi jumlah uang yang diminta
maka akan terjadi kelebihan penyediaan uang yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan penurunan harga uang atau suku bunga, dan sebaliknya. Perlu
dipahami bahwa suku bunga yang dimaksud adalah suku bunga keseimbangan pasar,
yaitu suku bunga yang mencerminkan kesesuaian antar suku bunga simpanan (sisi
penawaran uang) dan suku bunga pinjaman (sisi permintaan uang).
c)
Uang dan kegiatan ekonomi sektor riil
Pengaruh uang terhadap kegiatan
ekonomi di sektor riil pada dasarnya dapat bersifat langsung dan tidak
langsung. Pengaruh tidak langsung uang dapat dijelaskan melalui pengaruhnya
terhadap perkembangan suku bunga. Dalam hal ini, apabila terjadi penambahan
jumlah uang beredar maka suku bunga akan cenderung turun. Penurunan suku bunga
tersebut akan menurunkan biaya pendanaan kegiatan investasi, yang selanjutnya
mendorong kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi pada umumnya.
d)
Uang dan harga
Keterkaitan uang dengan suku
bunga dan sektor riil pada dasarnya menunjukkan peranan uang dalam mempengaruhi
perkembangan kegiatan ekonomi secara keseluruhan, yang tercermin pada
perkembangan permintaan agregat masyarakat akan semua barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian. Kegiatan produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa tersebut tentunya harus didukung oleh kapasitas ekonomi, yaitu suatu
kondisi yang mencerminkan ketersediaan sumber daya yang mencukupi, seperti
bahan baku, tenaga kerja, dan teknologi. Dengan demikian, mengingat perubahan
jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perkembangan permintaan agregat, dapat
disimpulkan bahwa perubahan jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perkembangan
harga.
8. Teori
Tingkat Bunga
a)
Teori Klasik
Menurut teori klasik tabungan
merupakan fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin
tinggi pula tingkat tabungan masyarakat. Investasi juga merupakan fungsi dari
tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin kecil investasi yang
dilakukan. Adanya kesamaan antara tabungan dan investasi adalah akibat
bekerjanya mekanisme tingkat bunga. Tingkat bunga akan berfluktuasi sehingga
keinginan (desire) mengadakan investasi oleh perusahaan sama dengan
keinginan (desire) menabung masyarakat. Suku bunga adalah harga yang
dibayar “peminjam” (debitur) kepada “pihak yang meminjamkan” “kreditur” untuk
pemakaian sumber daya selama interval waktu tertentu (Fabozzi, dkk., 1999:
204). Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsipal dan harga yang
dibayar biasanya diekspresikan sebagai presentase dari prinsipal per unit waktu
(umumnya, setahun).
b) Teori Kuantitas Irving Fisher
Irving Fisher telah menganalisis
penentuan tingkat suku bunga dalam ekonomi dengan mengkaji mengapa orang-orang
menabung (mengapa mereka tidak mengkonsumsi semua sumber daya mereka) dan
mengapa orang lain yang meminjam. Di sini dibahas teori Fisher dalam konteks
sebuah perekonomian yang sangat sederhana. Perekonomian tersebut hanya terdiri
dari para individu yang melakukan konsumsi dan menabung penghasilan berjalan
mereka, perusahaan-perusahaan yang meminjam penghasilan yang tidak dikonsumsi
dan berinvestasi. Suatu pasar tempat dimana para penabung memberi pinjaman
sumber daya kepada para peminjam, dan proyek-proyek tempat perusahaan
berinvestasi. Suku bunga atas pinjaman tersebut tidak mengandung premi bagi
risiko kegagalan (default risk) karena perusahaan-perusahaan peminjam
diasumsikan akan mampu memenuhi semua kewajibannya.
c)
Teori Keynes
Menurut Keynes tidak hanya
investasi yang sangat penting dalam menentukan pendapatan nasional, tapi
terdapat kemungkinan bahwa tabungan lebih besar daripada investasi. Keynes
menyatakan bahwa tingkat bunga bukan media untuk menyamakan keduanya. Tugas
utama bank sentral adalah menciptakan kestabilan harga melalui kebijakan
tingkat bunga yang selayaknya.
d)
Lonable Fund Theory
Teori Fisher adalah teori yang
bersifat umum dan jelas mengabaikan masalah-masalah praktis tertentu, seperti
kekuasaan pemerintah (bersama-sama dengan lembaga-lembaga depositori) untuk
menciptakan uang dan permintaanpemerintah terhadap dana pinjaman, yang biasanya
kebal terhadap tingkat suku bunga. Lunable Fund theory menyatakan bahwa tingkat
suku bunga umum ditentukan oleh interaksi kompleks dari dua faktor. Yang
pertama adalah total permintaan dana oleh perusahaan-perusahaan, pemerintah,
dan rumah tangga (atau individu-individu), untuk melakukan berbagai macam
aktivitas ekonomi dengan dana tersebut. Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat
bunga adalah total penawaran dana dari perusahaan-perusahaan, pemerintah, dan
individu-individu. Penawaran berhubungan positif dengan suku bunga, jika semua
faktor ekonomi yang lain konstan. Jika suku bunga meningkat,
perusahaan-perusahaan dan individu-individu akan menabung dan meminjamkan lebih
banyak dan bank-bank terdorong untuk memberikan pinjaman lebih banyak (peningkatan
suku bunga mungkin tidak begitu mempengaruhi penawaran dana dari pemerintah).
e) Liquidity Preference Theory
Teori ini dikembangkan oleh John
Maynard Keynes, menganalisa suku bunga ekuilibrium melalui interaksi penawaran
uang dengan permintaan agregat publik untuk memegang uang. Keynes mengasumsikan
bahwa sebagaibesar individu memegang kekayaan hanya dalam dua bentuk yaitu uang
dan obligasi. Menurut Keynes, uang ekuivalen dengan valuta dan rekening giro
yang tidak membayar bunga (atau membayar bunga sangat rendah) tetapi sangat
likuid dan bisa digunakan bagi transaksi. Suku bunga ekuilibrium dapat berubah
jika terjadi perubahan dalam variabel apa pun yang mempengaruhi kurva
permintaan atau penawaran.
Bagan
aliran tabungan dan penyaluran kredit
Referensi
http://ardra.biz/ekonomi/analisis-fundamental-ekonomi/pengaruh-tingkat-bunga-terhadap-kurs/.
Diakses pada 24 September 2014.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/tingkat-suku-bunga-interest-rate.html.
Diakses pada 24 September 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Uang
. Diakses pada 25 September 2014.
http://yakucisa.blogspot.com/2012/02/tingkat-bunga-dan-sistem-keuangan.html.
Diakses pada 24 September 2014.
Pranowo,
B., Wulandari, D. 2009. Ekonomi Moneter. Malang: Cakrawala Indonesia
Sjahrial,
Dermawan. 2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta:Mitra Wacana Media
tingkat_bunga.pdf/materi pak
subagyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar